Selamat sore teman-teman semua. Sudah lama juga saya tidak menulis artikel di Blog kita yang tercinta ini ya?
Baiklah pada artikel kali ini akan saya ketengahkan mengenai cara mengakali sensor toner pada printer laser.
PendahuluanPada dunia digital semua peralatannya dibuat bekerja dengan cara yang kaku. Tanya kenapa? karena pada teknik digital hanya mengenal dua keadaan, yaitu 1 dan 0.
1 dan 0 ini jika dianalogikan dalam dunia nyata bisa berarti "Ya" atau "Tidak", "Siang" atau "Malam", "Hidup" atau "Mati" dan seterusnya. Jadi tidak ada yang namanya "kira-kira", "Sore" atau "Setengah Mati". Semuanya serba saklek tidak ada neko-neko. Istilah kerennya adalah bahasa biner.
Contoh dari penerapan apilkasi digital adalah pada ponsel kita. Yang paling gampang terlihat adalah indikator batere. Jika indikator batere sudah menampilkan peringatan batere habis maka tanpa ampun si ponsel akan mati. Tapi coba kita ukur tegangan batere-nya memakai multimeter. Akan terukur bahwa masih ada tegangan di batre tersebut. Pada ponsel yang menerapkan pengukuran tegangan secara digital, si ponsel sudah diprogram untuk bekerja pada rentang tegangan tertentu. Jika tegangan batere sudah mencapai batas bawah maka ponsel akan mati.
Lain lagi dengan teknologi analog. Pada teknologi analog tidak dikenal istilah saklek seperti temannya yang digital. Coba tengok radio nenek kita. Sampe suaranya serak-serak sepanjang baterenya masih memberi daya maka radio itu akan tetap hidup. Tapi tentu saja terjadi penurunan kualitas suara dan penangkapan sinyal seiring dengan menurunnya tegangan batere. Atau video player VHS atau Betamax yang dipakai mama papa kita tempo dulu. Jika head bacanya kotor tampilan di televisi akan kotor pula. Jika ini terjadi di DVD player digital kita maka yang terjadi adalah skip, loncat-loncat atau bahkan berhenti memainkan video kita.
Nah, hal yang sama terjadi pada printer kita. Sebagai contoh saya menggunakan printer laser Brother HL 2040.
Si Brother ini jika sensor tonernya sudah mendeteksi toner sudah dibawah level normal (mau habis) maka LED indikator
toner akan menyala kuning dan pekerjaan pencetakan akan berhenti.
Tapi seringnya ternyata toner didalam cartridge-nya masih ada. Hanya sifat toner yang berupa bubuk maka kadang si bubuk akan menumpuk di satu sisi saja sedangkan sisi lainnya kosong. Inilah yang menyebabkan sensor kekurangan toner aktif. Cara mengobati ketidak rataan bubuk toner ini adalah melepaskan cartridge dari printer dan menggoyang-goyangkan cartridge sehingga bubuk toner didalamnya akan menyebar rata.
Tapi bagaimana jika tonernya memang akan habis? Sedangkan pekerjaan pencetakan tidak bisa ditunda?
Kembali ke teknik analog radio nenek kita, sebenarnya toner masih ada, namun sensor sudah diprogram jika toner dibawah ambang pendeteksiannya maka kerja printer akan berhenti.
Gimana cara mengakalinya?Gampang saja. Tapi sebelumnya saya terangkan dulu cara kerja sensor toner seperti gambar dibawah ini :
Pada body printer HL 2040 ini pada samping kanan dan kirinya mempunyai sensor infra merah yang jika cartridge dimasukkan ke printer maka sensor pemancar IR dan penerima IR akan terlihat secara garis lurus melalui lubang pendeteksi toner di cartridge.
Jika bubuk toner di cartidge penuh, maka sensor penerima IR tidak menerima sinar infra merah dari pemancar. Oleh karena itu indikator toner tidak akan menyala dan printer akan bekerja secara normal.
Sedangkan jika bubuk toner sudah hampir habis maka seperti gambar diatas antara pemancar IR dan penerima IR tidak terhalang apa-apa. Oleh karena itu penerima IR akan menerima sinar infra merah dari pemancar dan mengaktifkan indikator toner dan menghentikan kerja printer. Cara kerja sensor ini mirip seperti remote control TV kita. Jika LED infra merah pada remote dihalangi maka televisi akan bungkam tidak merespon perintah dari remote control.
Itulah mengapa jika bubuk toner tidak menyebar merata kadang sensor kekurangan toner akan bekerja. Dengan menggoyang cartridge maka bubuk akan kembali menutupi "pandangan" sensor.
Naaah sewaktu-waktu kita sedang bekerja dan dikejar deadline maka tidak mungkin mengganti/mengisi toner dulu baru melanjutkan pekerjaan mencetak. apalagi kalau sudah malam, hujan gede, becek nggak ada ojek.. :D :D :D Jadi kita kerjai saja si sensornya !!
Dengan melihat cara kerja sensornya seperti itu maka gampang saja mengakalinya. Kita tutup saja sensornya!! Maka si sensor akan mengira bubuk toner masih ada. Berikut cara-caranya yang sesuai dengan printer Brother HL 2040 (tidak menutup kemungkinan model lainnya juga sama cara kerjanya)
1. Buka/keluarkan cartridge HL 2040. cara membukanya konsultasikan dengan buku manualnya
2. Lihat lubang "penglihatan" sensor IR pada samping kanan dan kiri cartridge :
3. Tutup salah satu lubang sensor (kalau saya menutup lubang di sisi kanan dilihat dari atas cartridge) dengan solatip/isolasi hitam :
4. SELESAI !!!
Dengan cara ini maka sensor akan tertipu dan mengira toner masih penuh. Padahal "mata" nya sudah kita tutup!! hihihihihi :))
5. O iya jangan lupa masukkan cartridge kembali ke printer.
Catatan :
Gunakan metode ini untuk keperluan darurat saja. Go....!!!! BLOG sendiri belum tahu apa akibatnya jika mencetak hingga toner benar-benar habis