Sunday, December 28, 2008

PhotoScape. Freeware Photo Editing

Selamat pagi para pembaca setia Go....!!!! BLOG yang saya cintai. 

Kabar gembira buat anda-dan juga buat saya. Ternyata ada software edit foto yang baik dan mumpuni untuk keperluan sehari-hari yang diberi nama PhotoScape.

LATAR BELAKANG

Sebagai pengelola warnet tentunya tidak lepas dari pengguna yang ingin mencetak warna atau foto. Repotnya seringkali para operator bingung jika ada yang ingin mencetak foto dalam ukuran tertentu. Misalkan mulai dari ukuran pas foto (2 x 3, 3 x 4 dan seterusnya) hingga ukuran 2R, 3R dan seterusnya.

Sebelumnya untuk pekerjaan pencetakan foto saya menggunakan Adobe Photoshop atau Corel Draw, foto di sesuaikan ukurannya secara manual dan ditempatkan sedemikian rupa dan siap untuk dicetak. Tapi pekerjaan ini membutuhkan waktu lama dan hasilnya tidak konsisten.

Iseng punya iseng dari teman saya memberitahu bahwa ada satu software yang dia pakai yang cocok untuk keperluan mencetak foto dan freeware.

...Apa!!!? Masih ada orang baik diluar sana yang mau membuat software gratis dan hanya bergantung pada donasi semata !? bless you PhotoScape Creator. Yah biarpun freeware tapi di situsnya bertebaran iklan dari Google Adsense..hehe..yah seimbang lah!

Baik, karena saya juga baru belajar menggunakan PhotoScape ini (dan ternyata cepat sekali mempelajari software ini) maka kita fokus ke fasilitas pencetakan foto saja :

pscape1Tampilan awal PhotoScape adalah seperti diatas, dan untuk fasilitas pencetakan langsung klik icon PRINT.

pscape2


Ini adalah tampilan bagian kiri PhotoScape untuk mencari direktori/folder tempat disimpannya gambar yang akan dicetak,


 


pscape3


Ini adalah tampilan bagian tengah PhotoScape sebagai area kerja,


 


pscape4


Dan ini adalah tampilan bagian kanan PhotoScape untuk memilih media kertas dan ukuran foto yang akan dicetak.


 


Cara pakainya gampang. Anda tinggal men-drag foto yang diinginkan dari bagian kiri PhotoScape ke area kerja. Sesuaikan ukuran foto yang diinginkan dengan mengklik pull down menu Portrait Shot Print. Ukuran foto jika diterjemahkan kedalam satuan centimeter adalah sebagai berikut :


2R    : 6 x 9 cm


3R    : 8.9 x 12.7 cm


4R    : 10.2 x 15.2 cm


6R    : 15.2 x 20.3 cm


8R    : 20.3 x 25.3 cm


10R : 25.4 x 40.5 cm


12R : 30.5 x 40.5 cm


Jadi sesuaikan saja ukuran foto (R) nya yang terdapat di menu Portrait Shot Print.


 


Nah setelah itu anda tinggal menyesuaikan ukuran kertas di printer dengan klik Print Setup, lalu print dan beres! Tidak perlu lagi mengatur foto secara manual.


Masih ada banyak fitur di PhotoScape ini yang belum saya singgung dan saya yakin anda tidak memerlukan waktu lama untuk menguasai semua teknik pada software yang satu ini.


Selamat mencoba!

Thursday, December 25, 2008

Ganti Product Key XP dengan RockXP

Halo selamat sore para pembaca setia Go....!!!! BLOG.

Kali ini saya hanya mengetengahkan artikel singkat saja mengenai cara mengubah serial number Windows XP menggunakan RockXP.

LATAR BELAKANG

Bagi pengelola warnet seperti saya, dan saya yakin anda juga merasakan hal yang sama- menginstal Windows ke banyak komputer merupakan hal yang paling dihindari. Karena selain warnet harus merasakan down time yang lebih lama. Bagi si teknisi yang menginstal juga lelah karena instalasi Windows cukup memakan waktu. Belum software-software pendukungnya.

Untunglah kita sudah mengenal XXClone yang dengan mudah bisa meng-klone harddisk yang berisi Windows dengan mudah. Namun pertanyaan selanjutnya adalah : bagaimana mengubah product key untuk setiap komputer yang terinstal Windows dengan cara di-klone? Karena dengan XXClone product key akan sama dengan harddisk yang dijadikan sumber klone.

Masuklah satu program yang bernama RockXP yang fungsinya mengubah product key di setiap komputer yang terinstal Windows. 

rockxp1

Penggunaannya saya rasa tidak perlu diulas karena dengan melihat screenshot diatas saya yakin para pembaca sudah bisa menggunakannya.

Dengan demikian bagi anda yang mengelola warnet dan mempunyai lisensi ASLI Microsoft Windows tidak perlu menginstal Windows di satu per satu komputer. Cukup instal di satu harddisk beserta software dan driver pendukungnya. Bila semua hardware di warnet anda sama, cukup di-klone dengan XXClone dan ubah product keynya satu per satu dengan RockXP.

Selesai !

....Tunggu....belum selesai :D 

Setelah saya coba ternyata tidak berhasil :( ..Kembali ke Google dan ketemu satu program yang namanya terlalu panjang :

winxp-key-mod

Cara pakainya juga gampang..silakan lihat screenshot atas. Gampang kan?

Apakah sampai disini selesai? Yah, mungkin...soalnya penggantian key minta restart komputer. Dan saat tulisan ini diturunkan saya belum me-restart sistem karena yang dijadikan kelinci percobaan adalah komputer server :D

Saturday, December 20, 2008

Indomog Billing--Freeware Billing System

Selamat pagi.

Perburuan software billing freeware akhirnya sampai pada satu freeware nasional yang bernama MOG Billing. Hingga kini versi terbaru yang tersedia adalah versi 1.0 dan bisa didapat di situsnya.

MOG Billing ini sungguh berbeda dibanding software billing lainnya. Perbedaan paling jelas adalah dari tampilan di client. Di komputer client layar akan tertutup oleh tampilan flash based dan terlihat sangat dinamis. Pada sisi server penggunaannya mirip dengan Billing Explorer. Bahkan kemiripannya hingga ke menu bar. Apakah MOG Billing dibuat oleh tim yang membidani Billing Explorer? Hmm...

 

+ Instalasi

Instalasi Mog Billing ini lebih rumit dibanding billing lainnya. Namun user guide yang disertakan sangat membantu proses instalasi. Tahap pertama di sisi server harus menginstal MySQL untuk database billing nya dan tentu saja jika ada MySQL pasti ada APACHE Web Server. Barulah setelah restart proses instalasi berlanjut ke modul Billing Server-nya. Nampak terlihat jelas bahwa di sisi client sebenarnya tampilan flash mengambil dari web page lokal dari web server APACHE.

 

[caption id="attachment_539" align="aligncenter" width="468" caption="Tampilan MOG Server"]Tampilan MOG Server[/caption]

+ Hasil Akhir

Secara umum Indomog Billing System dapat menjadi alternatif pilihan. Apalagi statusnya yang berupa freeware. Namun versi 1.0 ini nampak masih sangat sederhana. Salah satu contoh kekurangannya adalah : Bagaimana keluar dari billing di client? 

Billing ini memang lebih secure di sisi client dimana desktop Windows tidak terlihat dan user hanya bisa membuka program yang telah di-set sebelumnya. Namun ini juga membawa akibat negatif karena tidak semua user suka dibatasi akses ke desktop Windows dimana mereka telah terbiasa menggunakannya. Walaupun semua program yang diperlukan bisa di-set di billing client namun hal-hal kecil nampaknya terlewatkan oleh Indomog ini. Misalnya bagaimana jika user ingin mencabut USB flash drive? atau bagaimana jika user ingin menyalin file hasil download ke flash drive? Walaupun bagi user tingkat lanjut hal diatas dapat dengan mudah dilakukan namun tidak demikian halnya dengan pengguna awam.

Menurut Go.... !!!! BLOG Mog Billing System 1.0 ini lebih cocok untuk billing game center. Namun tidak menutup kemungkinan bisa juga digunakan untuk warnet.

Detail lebih lanjut ada di user guide yang disertakan pada installer programnya.

Tuesday, December 16, 2008

Konversi Mitan ke Gas? Harus !!

Selamat sore para pemirsa...

Masih jelas terbayang dalam ingatan saya pada masa-masa dahulu waktu ibu saya menggunakan kompor minyak tanah. 

Dengan cekatan ibu saya menenteng jerigen minyak yang bau itu dan dibawanya ke warung terdekat. Pulang kembali ke rumah langsung dituangkannya minyak tersebut ke kompor. Sebatang kayu diambilnya dan dibakar sedikit di ujungnya lalu di pakainya untuk menyalakan sumbu. Ketel air pun didudukkan di kompor sambil menunggu apinya meninggi.

Ah...masa-masa itu sudah lewat. Kini kompor minyak tanah ibu sudah digantikan dengan kompor gas single burner atau tungku tunggal. Begitu juga istri saya kini memasak menggunakan kompor gas.

Peralihan dari kompor minyak ke kompor gas bukannya tanpa masalah. Sejak pemerintah menggulirkan program konversi mitan ke gas ibu saya sudah berkomitmen tidak akan menggunakan kompor gas. Alasannya apalagi kalau bukan takut akan akibat buruk dari kompor gas. Meledak, bocor, melukai diri dan setumpuk ketakutan-ketakutan lainnya.

Wajar saja ibu saya takut. Karena banyak berita-berita yang beredar mengenai kecelakaan yang diakibatkan oleh kompor gas.  Jangankan memasak dengan kompor gas. Menyalakannya pun takut setengah mati!

 

[caption id="attachment_534" align="aligncenter" width="285" caption="Gas oh Gas"]Gas oh Gas[/caption]

 Tapi pada akhirnya ibu saya menyerah juga. Kompor gas diterimanya dengan setengah hati. Bukan karena berubah pikiran dan tidak takut lagi. Tapi lebih karena minyak tanah mulai sulit dicari di pasaran.  Jika ada pun harganya melambung tinggi. Akhirnya dengan berat hati dimulailah hari pertama memasak dengan kompor gas...

...Lalu tibalah giliran saya memasang semua komponen kompor itu. Berdasarkan petunjuk dari si produsen gas dan dari bibir ke bibir maka saya memberanikan memasang selang dan regulator ke tabung gas. Yang paling saya ingat adalah karet penyekat di mulut gas harus ada dan dalam kondisi baik. Karena karet itu yang membuat mulut regulator tidak miring dan gas tidak keluar kemana-mana.

regulator....Oke-oke..tancapkan mulut regulator ke bibir gas (wow...bibir ke bibir..)  dan putar keran pengalir gas ke atas. Dengarkan apa ada desisan dan bau gas yang mengalir keluar...Tidak ada yang terdengar, tidak ada yang berbau..putar igniter kompor...

...jetak!!!!...tidak menyala !!!!, jetak!!!! masih tidak menyala !!!...

jetak!!!! dusss!!! Hurray !!!.....It's Alive ! It's Alive !!!

Whew...pengalaman yang mendebarkan !! Para pembaca boleh menyebut saya norak atau ketinggalan jaman. Tapi memang itulah adanya! Sejak itu keluarga saya mulai mengenal siapa sebenarnya si kompor gas.  Istri saya juga sekarang tidak serem melihat si kompor gas beraksi.

----------------------------

Saya yakin banyak keluarga yang juga mengalami perasaan seperti saya. Memulai sesuatu yang baru memang butuh usaha yang tidak mengenakkan. Apalagi ini jelas-jelas keluar dari zona nyaman minyak tanah yang telah dinikmati Indonesia berpuluh-puluh tahun lamanya.

Tapi nyatanya jaman telah berubah. Telah terbukti penggunaan gas lebih hemat, lebih bersih, bahkan lebih aman. Saya rasa hitung-hitungan penggunaan gas tidak usah dibahas disini. Tapi yang ingin saya bagi pada pertemuan kita kali ini adalah jangan takut untuk memulai sesuatu yang baru.

Pemerintah telah berhasil mengubah pola konsumsi energi masyarakat menjadi lebih baik . Memang pada awalnya terlihat menyakitkan mengeluarkan uang lima belas ribu rupiah per isi ulang gas 3 kilogram. Tapi seiring dengan waktu uang tersebut ternyata dapat bertahan selama dua minggu bahkan lebih, dibandingkan dengan si Mitan yang meminta isi dompet Rp. 2,500 per hari.

Jadi bagi anda yang belum menggunakan gas....ini bukan iklan....ayo pakai gas !!!

Buat pemerintah jangan lupa makin besar demand harus makin besar pula supply...

Jika gas tidak ada, mitan tidak ada. Ayo beralih ke kayu bakar !!!

Thursday, December 11, 2008

Sistem Infus pada Printer? Bisa !

Selamat sore wahai pembaca setia Go....!!!! BLOG.

Kemarin (9 Desember 2008) saya jalan-jalan ke Harco Mangga Dua seperti biasa membeli hardware pesanan orang. Sekaligus pula saya membeli printer baru untuk warnet dan kemudian diinfus.

Hah! Printer koq diinfus-infus segala?!....

Iya betul para pembaca yang budiman. Jaman sekarang apa sih yang nggak bisa diakali? Termasuk printer pun bisa diakali supaya penggunaan tinta lebih hemat dan cermat.
Sebelumnya saya pusing sekali dengan printer tinta di warnet. Sebentar-sebentar di suntik. Belum lagi jika tintanya nggak keluar...wah.. Pokoke mumet deh !!

Akhirnya saya mau ikut-ikutan orang dengan cara menginfus printer. Apa sih infus printer? Yuk kita telusuri bersama :D

CISS: Continuous Ink Supply System

Menginfus Printer ada istilah kerennya yaitu CISS (Continuous Ink Supply System) atau bahasa Indonesianya adalah Sistem Penyediaan Tinta Berkelanjutan. Jadi dengan CISS ini tinta tidak hanya tersedia di tabung cartridge, tapi juga ada di luar printer dan menyediakan kebutuhan tinta melalui selang ke dalam tabung cartridge yang sudah ada. Dengan sistem ini maka level tinta akan selalu terpantau dan kita nggak akan pernah kehabisan tinta.

Untuk merek printer akhirnya saya putuskan menggunakan Canon IP1300 dengan alasan harga dan performa yang seimbang.

ip13001

ip13002

ip13003

ip13004

KEUNTUNGAN
Jadi keuntungan apa saja yang didapat dari CISS ini :
Tentunya dengan CISS kebutuhan printer akan tinta akan dapat selalu terpenuhi dan level tinta dapat terpantau dari luar. Jika salah satu tinta akan habis dapat langsung diisi dari tabung eksternal.

KELEMAHAN
Dengan CISS ini maka cartridge akan mendapat suplai tinta terus menerus. Malah karena tinta yang terus mengalir maka tinta dapat saja mengalir keluar dari head.

PERAWATAN
Merawat printer yang dimodifikasi dengan CISS sebenarnya cukup mudah. yang penting adalah :
1. Usahakan mencetak halaman berwarna satu kali setiap hari. Ini untuk mencegah head buntu atau kotor karena tinta menumpuk di head.

2. Posisi tangki eksternal CISS harus lebih rendah dari printer. Ini akan membuat tinta tidak mengalir terus menerus ke cartridge printer (sesuai dengan prinsip gravitasi)

HARGA
Jadi berapa harga untuk satu paket CISS ini?
Di Harco Mangga Dua saya menemukan satu toko di lantai 3 yang cukup profesional dan harga terjangkau. Untuk printer harganya Rp. 365.000, cartridge tinta hitam kompatibel Rp. 90.000, dan CISS lengkap dengan tinta dan pemasangan adalah Rp. 125.000.

Jadi mau coba CISS? Coba aja! :D :D

Catatan :
Dengan modifikasi printer menggunakan CISS maka menyebabkan garansi pabrik tidak berlaku. Tidak semua printer bisa di modifikasi dengan CISS. Printer yang banyak digunakan untuk CISS adalah : Canon IP1300, IP1880, IP1980, Epson C90, T11 dan R230, sedangkan HP jarang penjual CISS yang mau memodifikasinya dengan alasan rumit dan rentan kerusakan.

Tuesday, December 2, 2008

Mengakali Sensor Toner pada Printer Laser

Selamat sore teman-teman semua. Sudah lama juga saya tidak menulis artikel di Blog kita yang tercinta ini ya?

Baiklah pada artikel kali ini akan saya ketengahkan mengenai cara mengakali sensor toner pada printer laser.

 

Pendahuluan

Pada dunia digital semua peralatannya dibuat bekerja dengan cara yang kaku. Tanya kenapa? karena pada teknik digital hanya mengenal dua keadaan, yaitu 1 dan 0. 

1 dan 0 ini jika dianalogikan dalam dunia nyata bisa berarti "Ya" atau "Tidak", "Siang" atau "Malam", "Hidup" atau "Mati" dan seterusnya. Jadi tidak ada yang namanya "kira-kira", "Sore" atau "Setengah Mati". Semuanya serba saklek tidak ada neko-neko. Istilah kerennya adalah bahasa biner.

Contoh dari penerapan apilkasi digital adalah pada ponsel kita. Yang paling gampang terlihat adalah indikator batere. Jika indikator batere sudah menampilkan peringatan batere habis maka tanpa ampun si ponsel akan mati. Tapi coba kita ukur tegangan batere-nya memakai multimeter. Akan terukur bahwa masih ada tegangan di batre tersebut. Pada ponsel yang menerapkan pengukuran tegangan secara digital, si ponsel sudah diprogram untuk bekerja pada rentang tegangan tertentu. Jika tegangan batere sudah mencapai batas bawah maka ponsel akan mati.

Lain lagi dengan teknologi analog. Pada teknologi analog tidak dikenal istilah saklek seperti temannya yang digital. Coba tengok radio nenek kita. Sampe suaranya serak-serak sepanjang baterenya masih memberi daya maka radio itu akan tetap hidup. Tapi tentu saja terjadi penurunan kualitas suara dan penangkapan sinyal seiring dengan menurunnya tegangan batere. Atau video player VHS atau Betamax yang dipakai mama papa kita tempo dulu. Jika head bacanya kotor tampilan di televisi akan kotor pula. Jika ini terjadi di DVD player digital kita maka yang terjadi adalah skip, loncat-loncat atau bahkan berhenti memainkan video kita. 

Nah, hal yang sama terjadi pada printer kita. Sebagai contoh saya menggunakan printer laser Brother HL 2040.

saudara-hl2040Si Brother ini jika sensor tonernya sudah mendeteksi toner sudah dibawah level normal (mau habis) maka LED indikator toner akan menyala kuning dan pekerjaan pencetakan akan berhenti.

Tapi seringnya ternyata toner didalam cartridge-nya masih ada. Hanya sifat toner yang berupa bubuk maka kadang si bubuk akan menumpuk di satu sisi saja sedangkan sisi lainnya kosong. Inilah yang menyebabkan sensor kekurangan toner aktif. Cara mengobati ketidak rataan bubuk toner ini adalah melepaskan cartridge dari printer dan menggoyang-goyangkan cartridge sehingga bubuk toner didalamnya akan menyebar rata.

Tapi bagaimana jika tonernya memang akan habis? Sedangkan pekerjaan pencetakan tidak bisa ditunda?

Kembali ke teknik analog radio nenek kita, sebenarnya toner masih ada, namun sensor sudah diprogram jika toner dibawah ambang pendeteksiannya maka kerja printer akan berhenti.

 

Gimana cara mengakalinya?

Gampang saja. Tapi sebelumnya saya terangkan dulu cara kerja sensor toner seperti gambar dibawah ini :

hl2040-sensor-custom

Pada body printer HL 2040 ini pada samping kanan dan kirinya mempunyai sensor infra merah yang jika cartridge dimasukkan ke printer maka sensor pemancar IR dan penerima IR akan terlihat secara garis lurus melalui lubang pendeteksi toner di cartridge.

Jika bubuk toner di cartidge penuh, maka sensor penerima IR tidak menerima sinar infra merah dari pemancar. Oleh karena itu indikator toner tidak akan menyala dan printer akan bekerja secara normal.

hl2040-sensor-low-custom

Sedangkan jika bubuk toner sudah hampir habis maka seperti gambar diatas antara pemancar IR dan penerima IR tidak terhalang apa-apa. Oleh karena itu penerima IR akan menerima sinar infra merah dari pemancar dan mengaktifkan indikator toner dan menghentikan kerja printer. Cara kerja sensor ini mirip seperti remote control TV kita. Jika LED infra merah pada remote dihalangi maka televisi akan bungkam tidak merespon perintah dari remote control.

Itulah mengapa jika bubuk toner tidak menyebar merata kadang sensor kekurangan toner akan bekerja. Dengan menggoyang cartridge maka bubuk akan kembali menutupi "pandangan" sensor.

Naaah sewaktu-waktu kita sedang bekerja dan dikejar deadline maka tidak mungkin mengganti/mengisi toner dulu baru melanjutkan pekerjaan mencetak. apalagi kalau sudah malam, hujan gede, becek nggak ada ojek.. :D :D :D Jadi kita kerjai saja si sensornya !!

Dengan melihat cara kerja sensornya seperti itu maka gampang saja mengakalinya. Kita tutup saja sensornya!! Maka si sensor akan mengira bubuk toner masih ada. Berikut cara-caranya yang sesuai dengan printer Brother HL 2040 (tidak menutup kemungkinan model lainnya juga sama cara kerjanya)

1. Buka/keluarkan cartridge HL 2040. cara membukanya konsultasikan dengan buku manualnya

81201173596

2. Lihat lubang "penglihatan" sensor IR pada samping kanan dan kiri cartridge :

812011737552

8120117386723. Tutup salah satu lubang sensor (kalau saya menutup lubang di sisi kanan dilihat dari atas cartridge) dengan solatip/isolasi hitam :

812011738964. SELESAI !!!

Dengan cara ini maka sensor akan tertipu dan mengira toner masih penuh. Padahal "mata" nya sudah kita tutup!! hihihihihi :))

5. O iya jangan lupa masukkan cartridge kembali ke printer.

 

Catatan :

Gunakan metode ini untuk keperluan darurat saja. Go....!!!! BLOG sendiri belum tahu apa akibatnya jika mencetak hingga toner benar-benar habis